Globalisasi memungkinkan negara dari berbagai belahan dunia untuk menjalin komunikasi, kerjasama, perdagangan, hingga mengenalkan budayanya ke wilayah lain. Hal ini nyatanya tidak lepas dari segudang kekhawatiran akan pengaruh buruk bagi penduduk lokal di Indonesia. Terutama generasi muda, yang notabene memegang peran penting dalam mengisi pembangunan yang ada di tanah air.
Meski dengan adanya hubungan antar negara juga menyumbang dampak yang mengagumkan bagi sektor pendidikan, teknologi, hingga ekonomi. Namun, ketidakpastian akan peraturan dan batasan-batasan yang lalai disosialisasikan kepada anak-anak cenderung membuat mereka leluasa untuk mengakses hal-hal buruk, meniru perilaku yang tidak sesuai dengan etika, hingga mencontoh tindak kriminalitas yang jauh dari budaya timur.
Keterkaitan Pendidikan Karakter Anak Sekolah Dengan Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berkaca dari peristiwa ini, sungguh tak mengherankan bila pendidikan karakter anak sekolah secara resmi dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran. Tujuannya tentu saja agar bibit-bibit bangsa ini tidak sekedar dibekali dengan ilmu pengetahuan umum, namun juga mampu menerapkan tata cara yang benar dalam hidup bermasyarakat.
Pentingnya pendidikan karakter anak sekolah sebenarnya lebih ditujukan agar mereka mampu berkompetisi menghadapi era modern, dimana persaingan akan menjadi hal yang biasa. Mereka yang tak lain merupakan harapan bangsa juga mengemban amanat untuk memajukan negara dengan pemahaman dan keahliannya masing-masing.
Sosialisasi ini tak hanya melibatkan pemerintah atau guru semata. Namun pihak terkait pun mengimbau agar orang tua, masyarakat, dan si anak bisa aktif dalam mengaplikasikan karakteristik budaya timur dengan pakaiannya yang sopan, santun, menghormati yang lebih tua, serta menyayangi yang muda. Secara tidak langsung, sifat kekeluargaan dan kasih pun akan tumbuh dalam diri anak.
Dijelaskan pada UU No 22 Tahun 2003, fungsi pendidikan karakter anak sekolah dapat diklasifikasikan menjadi 3, yakni :
- Mengembangkan potensi dasar agar berhati, berperilaku, dan berpikiran baik dalam setiap pengambilan keputusan.
- Memperkuat dan membangun sikap bangsa yang multikultur.
- Meningkatkan peradaban bangsa yang mempunyai kemampuan untuk bersaing dalam pergaulan dunia.
Dalam hal ini generasi muda sangat diharapkan agar mereka piawai dalam mengelola segala potensi yang terdapat di Indonesia. berlandaskan sikap solidaritas dan toleransi kepada sesamanya, kekayaan yang tersimpan di bumi Indonesia dikembangkan agar Indonesia sukses menggalakkan planning dan menyelesaikan problema lain yang sampai saat ini belum menemukan jalan keluar.
Terlepas dari itu semua, pendidikan karakter anak sekolah juga mengajarkan generasi muda untuk mempunyai tanggung jawab yang besar. Sikap ini bisa dipraktekkan dalam segala hal. Termasuk saat mereka harus mengerjakan PR tepat waktu, siap menerima sanksi apabila berbuat salah, hingga melaksanakan tugas piket kelas yang merupakan agenda rutin setiap minggunya.
DIKTI (2010) menyebutkan bahwa manfaat pendidikan karakter mencangkup aspek yang lebih luas. Yaitu pembentukan dan pengembangan potensi, perbaikan dan penguatan, serta penyaring. Dari program yang digalakkan ini setidaknya menjadi bukti bahwa generasi yang bermartabat adalah esensi pokok untuk bisa setara dengan bangsa-bangsa lain yang ada di dunia.
Lebih kompleks lagi, pendidikan karakter anak sekolah (baca : Faktor Pendukung Dan Penghambat Pendidikan Karakter Anak Sekolah )juga menjadi benteng agar generasi muda terhindar dari perilaku buruk, pergaulan bebas, hingga kriminalitas yang sekarang ini makin merajalela. Maka dari itu, lembaga pendidikan dipandang sebagai wadah yang tepat untuk merealiasikan program ini.
Maka dari itu, untuk merealisasikan upaya ini butuh support dan partisipasi dari semua pihak. Menuju Indonesia yang sejahtera, generasi yang mampu memegang dan memajukan pendidikan, ekonomi, serta sosial, negara ini butuh kesadaran tinggi dari rakyatnya. Sumber https://www.profesiguru.org/