Contoh Soal Menunjukkan Bukti Latar dan Watak
Menunjukkan Bukti Watak
1. Bacalah teks berikut!
(1) Hari Minggu besok kita libur, kamu mau pergi ke mana, Ra?” tanya Sari sepulang sekolah. Sara menggerleng, “Gak ke mana-mana, Ri. Mungkin baca buku! Kamu?” Sara balik bertanya.
(2) “Sama, Ra. Aku bantu ibu bikin kue. Kamu kenal tante Arin, kan? Tetangga sebelahku. Tante Arin pesan kue. Banyak lagi ...”
(3) “Ooooo ..., “ mulut Sara membulat.
(4) “Ya sudah, sampai ketemu ya,” Sari melambaikan tangan.
(5) “Minggu pagi kutunggu kamu di rumah, ya,!” teriak sara.
(6) “Yaaa ....” Sari berlari ke rumahnya tanpa menoleh.
Kalimat yang membuktikan Sari rajin membantu ibu adalah ...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
2. Bacalah teks berikut!
(1) “Ma, perutku sakit sekali. Sebelah sini, Ma.” Aku menunjuk bagian lambung. (2) Mama tampak lebih khwatir lagi karena takut terjadi apa-apa padaku. Mama lalu mengajakku ke dokter. (3) “Tapi, Ma, hari ini, kan aku ada ulangan bahasa Indonesia jam pertama. (4) “Nanti, ulangan susulan saja. Kalau tidak diobati sekarang, nanti makin parah. (5) Kalau kamu masuk rumah sakit saat ulangan umum minggu depan, bagaimana?” bujuk Mama.
Kalimat yang membuktikan tokoh mama penyanyang adalah nomor ...
A. (4)
B. (3)
C. (2)
D. (1)
3. bacalah teks berikut!
Lalu setelah pelatihan itu, ia bercerita kepadaku bahwa selama melatihkan drama ia baru bisa di rumah setelah jam dua malam, sedangkan pagi ia sudah meninggalkan rumah sekitar jam delapan.
“Seorang pun di antara teman-teman tidak lah ada yang mau berkorban seperti aku,” katanya.
“Aku juga tidak akan mau pulang larut malam seperti itu kalau aku turut dalam drama itu,” katanya.
“Meski pertunjukan drama bisa gagal?” sindirnya.
“Iya, aku tidur peduli dengan itu,” kataku lagi.
Watak tokoh “aku” dalam teks tersebut adalah ....
A. pekerja keras
B. pencemas
C. kejam
D. egois
3. Bacalah teks berikut!
Dian dan Dani sedang terlibat perbincangan yang serius di kantin. “Proposal kegiatan sosial kemarin disimpan siapa ya?” tanya Dani. Dian yang ditanya mengatakan tidak tahu. Mendengar jawaban itu Dani semakin emosi. “Kamu kan sekretaris OSIS. Ini tugasmu,” kata Dani suara keras.
Watak tokoh Dian adalah ...
A. tak acuh
B. peduli
C. tegas
D. sabar
4. bacalah teks berikut!
“Yan, bagaimana menurutmu kalau celengan ayammu tidak usah kamu gunakan untuk membeli playstation?”
“Lalu buat apa, Bu?” tanyaku pelan.
“Ibu mempunyai rencana untuk memperluas kios kita dengan barang-barang kebutuhan rumah tangga lainnya. Kamu mengerti masudku, Yan?”
“Iya, Bu jawabku. Celengan ayam yang kukumpulkan sejak kelas VII itu aku ikhlaskan untuk keperluan ibuku.
Tindakan terpuji tokoh Yan pada teks teks tersebut adalah ...
A. Ibu meminta celengan anakknya.
B. Si “aku” ingin membeli playstation.
C. Si “aku” rela uang celengannya untuk ibu.
D. Anaknya suka menabung di celengan ayam.
5. Bacalah teks berikut!
“Jadi, yang menyandra cucuku itu siapa?” tanya kakek Amelia bingung. “Aku memang tidak pernah disandera siapa-siapa, kek?”
“Tolong lepaskan Mbah Gondrong yang menyelematkan kami!” Pinta Amelia “Iyaa...dan tidak ada genderuwo dalam Hutan Sentana!”
“Mbah Gondrong justru merawat Hutan Sentana,” dukung Kuncung.
Tindakan terpuji yang terdapat dalam teks tersebut adalah ...
A. Mbah Gondrong orang yang baik.
B. Mbah Gondrong merawat Hutan Sentana.
C. Mbah Gondrong genderuwo Hutan Sentana.
D. Mbah Gondrong tidak pernah menyandra siap-siapa.
6. Bacalah teks berikut!
“Kita harus pulang ke Suka Ramai. Ayahmu benar. Kau telah memberikan malu pada keluarga kita. Kau tidak boleh lagi datang ke rumah ini kalau tidak mau mengubah perangaimu!!”
Masir menangis keras. Kemudian kakek berpesan, “Tidurlah. Besok pagi kau kuantar ke Suka Ramai. Kau harus bersekolah kembali. Bersekolah dengan teratur. Sadarilah, cucuku ayah dan ibumu sangat susah kalau kau malas. Jangan buta huruf seperti kakek. Kakek menyesal karena lengah belajar di waktu kecil. Kakek ingin kembali seperti anak-anak supaya dapat bersekolah.”
Masir heran kenapa kakek berpesan demikian. Kakek melanjutkan, “Sesal kemudian tidak berguna cucuku. Selagi muda tuntutlah ilmu. Carilah pengetahuan sebanyak-banyaknya!’
Masir terisak-isak. Kakek melanjutkan, “Kakek merasa malu pada gurumu. Gurumu menasihati kakek.
“Kakek salah, selama ini memanjakan kau.” Kakek menghela napas dalam-dalam. Insyaflah, Cucuku! Tidak boleh manja lagi.”
Tindakan terpuji yang terdapat dalam teks tersebut adalah ...
A. Kakek menasihati cucunya.
B. Masir menangis terisak-isak.
C. Masir menyadari kesalahannya.
D. Kakek menyuruh Masir Pulang.
Selain contoh di atas, berikut ini adalah soal yang dikutip dari naskah UNKP SMP/MTs 2017
1. Bacala kutipan teks cerita berikut!
(1) Kalau tidak, tentu telah berkurang satu lowongan kerja untuk tukang kebun keliling seperti dia. (2) Dua hari yang lalu itu kukemas pakaian-pakaian bekas anak-anak yang sudah tidak muat lagi mereka kenakan. (3) Aku yang menyisihkan pakaian-pakaian tua milkku, begitu juga milik istriku. (4) Pakaian-pakaian bekas itu kuberikan kepadanya, di samping upah yang dia terima. (5) Kami sebenarnya bukanlah orang yang mampu. (6) Tapi kebiasaan seperti itu telah ditanamkan orang tuaku sejak aku masih kecil.
Bukti watak tokoh aku pemurah terdapat pada kalimat ...
A. (2)
B. (3)
C. (4)
D. (5)
2. Bacalah kutipan teks cerpen berikut!
(1) Saat pelajaran dimulai Rio hanya fokus pada ponselnya saja. “Rio, ssst Rio udah berhenti main ponselnya, “Tegur Fikri kepada Rio dengan nada pelan. “Kenapa? Tanggung ini lagi seru mainnya,” Jawab Rio. “Ayo, fokus pada pelajaran,” Tegur Fikri kepada Rio. (2) Ternyata diam-diam Pak Widi memperhatikan mereka yang sedang berbisik-bisik itu. “Fikri dan Rio apa yang kalian bicarakan? Dari tadi kalian hanya berbicara saja.” Tegur Pak Widi kepada mereka berdua. “Nggh ini, Pak si Rio... si Rio ...” jawab Fikri dengan ragu-ragu. “Ada apa dengan Rio Fikri?” potongnya. “Si Rio dari tadi tidak memperhatikan saat Bapak menjelaskan tadi,” jawab Fikri. (3) “Apa benar Rio kamu tidak memperhatikan saat Bapak menejelaskan di papan tulis tadi?” Tanya Pak Widi kepada Rio. “I... iya Pak,” jawab Rio dengan terbata-bata.
(4) Tanpa pikir panjang Pak Widi segera bergegas menuju tempat duduk mereka bedua. “Coba keluarkan ponselmu, tegur Pak Widi kepada Rio dengan nada tinggi. (5) “B... baik ini, Pak,” sahut Rio sambil mengeluarkan ponsel dan memberikan kepada Pak Widi. “Pasti ponsel ini yang membuat kamu tidak memperhatikan Bapak tadi, benar bukan?” tanya Pak Widi. “Iya Pak,” jawabnya dengan lesu dan menahan malu.
(6) “Mulai hari ini Bapak akan memegang sementara ponsel ini kalau kamu ingin ponsel ini kembali, temui Bapak bersama orang tua kamu besok di ruang guru,” kata Pak Widi. Pak Widi pun langsung melanjutkan pelajaran hingga bel istirahat berbunyi.
Bukti watak toko Pak Widi tegas terdapat pada bagian ...
A. (2)
B. (3)
C. (4)
D. (6)
3. Bacalah kutipan cerpen berikut!
(1) Sekembalinya ayahku dari undangan guru mengajiku, aku dibawa pulang. (2) Di rumah lima jari mendarat di pipiku. (3) Ayahku berteriak, kobaran api membakar langit kepalanya, “Masih mau mencuri lagi?”
(4) “Tidak!” Jawabku penuh ketakutan. Air mataku pun berguguran.
(5) “Kalau ternyata mencuri lagi. bagaimana?”
(6) Aku diam. Aku menyerahkan jawabannya kepada ayah.
Bukti watak tokoh ayah kasar pada cuplikan cerpen tersebut adalah ditandai dengan nomor ...
A. (1)
B. (2)
C. (4)
D. (5)
Lihat selengkapnya: Latihan Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMP/MTs
Sumber http://basindon.blogspot.com/ Menunjukkan Bukti Watak
1. Bacalah teks berikut!
(1) Hari Minggu besok kita libur, kamu mau pergi ke mana, Ra?” tanya Sari sepulang sekolah. Sara menggerleng, “Gak ke mana-mana, Ri. Mungkin baca buku! Kamu?” Sara balik bertanya.
(2) “Sama, Ra. Aku bantu ibu bikin kue. Kamu kenal tante Arin, kan? Tetangga sebelahku. Tante Arin pesan kue. Banyak lagi ...”
(3) “Ooooo ..., “ mulut Sara membulat.
(4) “Ya sudah, sampai ketemu ya,” Sari melambaikan tangan.
(5) “Minggu pagi kutunggu kamu di rumah, ya,!” teriak sara.
(6) “Yaaa ....” Sari berlari ke rumahnya tanpa menoleh.
Kalimat yang membuktikan Sari rajin membantu ibu adalah ...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
2. Bacalah teks berikut!
(1) “Ma, perutku sakit sekali. Sebelah sini, Ma.” Aku menunjuk bagian lambung. (2) Mama tampak lebih khwatir lagi karena takut terjadi apa-apa padaku. Mama lalu mengajakku ke dokter. (3) “Tapi, Ma, hari ini, kan aku ada ulangan bahasa Indonesia jam pertama. (4) “Nanti, ulangan susulan saja. Kalau tidak diobati sekarang, nanti makin parah. (5) Kalau kamu masuk rumah sakit saat ulangan umum minggu depan, bagaimana?” bujuk Mama.
Kalimat yang membuktikan tokoh mama penyanyang adalah nomor ...
A. (4)
B. (3)
C. (2)
D. (1)
3. bacalah teks berikut!
Lalu setelah pelatihan itu, ia bercerita kepadaku bahwa selama melatihkan drama ia baru bisa di rumah setelah jam dua malam, sedangkan pagi ia sudah meninggalkan rumah sekitar jam delapan.
“Seorang pun di antara teman-teman tidak lah ada yang mau berkorban seperti aku,” katanya.
“Aku juga tidak akan mau pulang larut malam seperti itu kalau aku turut dalam drama itu,” katanya.
“Meski pertunjukan drama bisa gagal?” sindirnya.
“Iya, aku tidur peduli dengan itu,” kataku lagi.
Watak tokoh “aku” dalam teks tersebut adalah ....
A. pekerja keras
B. pencemas
C. kejam
D. egois
3. Bacalah teks berikut!
Dian dan Dani sedang terlibat perbincangan yang serius di kantin. “Proposal kegiatan sosial kemarin disimpan siapa ya?” tanya Dani. Dian yang ditanya mengatakan tidak tahu. Mendengar jawaban itu Dani semakin emosi. “Kamu kan sekretaris OSIS. Ini tugasmu,” kata Dani suara keras.
Watak tokoh Dian adalah ...
A. tak acuh
B. peduli
C. tegas
D. sabar
4. bacalah teks berikut!
“Yan, bagaimana menurutmu kalau celengan ayammu tidak usah kamu gunakan untuk membeli playstation?”
“Lalu buat apa, Bu?” tanyaku pelan.
“Ibu mempunyai rencana untuk memperluas kios kita dengan barang-barang kebutuhan rumah tangga lainnya. Kamu mengerti masudku, Yan?”
“Iya, Bu jawabku. Celengan ayam yang kukumpulkan sejak kelas VII itu aku ikhlaskan untuk keperluan ibuku.
Tindakan terpuji tokoh Yan pada teks teks tersebut adalah ...
A. Ibu meminta celengan anakknya.
B. Si “aku” ingin membeli playstation.
C. Si “aku” rela uang celengannya untuk ibu.
D. Anaknya suka menabung di celengan ayam.
5. Bacalah teks berikut!
“Jadi, yang menyandra cucuku itu siapa?” tanya kakek Amelia bingung. “Aku memang tidak pernah disandera siapa-siapa, kek?”
“Tolong lepaskan Mbah Gondrong yang menyelematkan kami!” Pinta Amelia “Iyaa...dan tidak ada genderuwo dalam Hutan Sentana!”
“Mbah Gondrong justru merawat Hutan Sentana,” dukung Kuncung.
Tindakan terpuji yang terdapat dalam teks tersebut adalah ...
A. Mbah Gondrong orang yang baik.
B. Mbah Gondrong merawat Hutan Sentana.
C. Mbah Gondrong genderuwo Hutan Sentana.
D. Mbah Gondrong tidak pernah menyandra siap-siapa.
6. Bacalah teks berikut!
“Kita harus pulang ke Suka Ramai. Ayahmu benar. Kau telah memberikan malu pada keluarga kita. Kau tidak boleh lagi datang ke rumah ini kalau tidak mau mengubah perangaimu!!”
Masir menangis keras. Kemudian kakek berpesan, “Tidurlah. Besok pagi kau kuantar ke Suka Ramai. Kau harus bersekolah kembali. Bersekolah dengan teratur. Sadarilah, cucuku ayah dan ibumu sangat susah kalau kau malas. Jangan buta huruf seperti kakek. Kakek menyesal karena lengah belajar di waktu kecil. Kakek ingin kembali seperti anak-anak supaya dapat bersekolah.”
Masir heran kenapa kakek berpesan demikian. Kakek melanjutkan, “Sesal kemudian tidak berguna cucuku. Selagi muda tuntutlah ilmu. Carilah pengetahuan sebanyak-banyaknya!’
Masir terisak-isak. Kakek melanjutkan, “Kakek merasa malu pada gurumu. Gurumu menasihati kakek.
“Kakek salah, selama ini memanjakan kau.” Kakek menghela napas dalam-dalam. Insyaflah, Cucuku! Tidak boleh manja lagi.”
Tindakan terpuji yang terdapat dalam teks tersebut adalah ...
A. Kakek menasihati cucunya.
B. Masir menangis terisak-isak.
C. Masir menyadari kesalahannya.
D. Kakek menyuruh Masir Pulang.
Selain contoh di atas, berikut ini adalah soal yang dikutip dari naskah UNKP SMP/MTs 2017
1. Bacala kutipan teks cerita berikut!
(1) Kalau tidak, tentu telah berkurang satu lowongan kerja untuk tukang kebun keliling seperti dia. (2) Dua hari yang lalu itu kukemas pakaian-pakaian bekas anak-anak yang sudah tidak muat lagi mereka kenakan. (3) Aku yang menyisihkan pakaian-pakaian tua milkku, begitu juga milik istriku. (4) Pakaian-pakaian bekas itu kuberikan kepadanya, di samping upah yang dia terima. (5) Kami sebenarnya bukanlah orang yang mampu. (6) Tapi kebiasaan seperti itu telah ditanamkan orang tuaku sejak aku masih kecil.
Bukti watak tokoh aku pemurah terdapat pada kalimat ...
A. (2)
B. (3)
C. (4)
D. (5)
2. Bacalah kutipan teks cerpen berikut!
(1) Saat pelajaran dimulai Rio hanya fokus pada ponselnya saja. “Rio, ssst Rio udah berhenti main ponselnya, “Tegur Fikri kepada Rio dengan nada pelan. “Kenapa? Tanggung ini lagi seru mainnya,” Jawab Rio. “Ayo, fokus pada pelajaran,” Tegur Fikri kepada Rio. (2) Ternyata diam-diam Pak Widi memperhatikan mereka yang sedang berbisik-bisik itu. “Fikri dan Rio apa yang kalian bicarakan? Dari tadi kalian hanya berbicara saja.” Tegur Pak Widi kepada mereka berdua. “Nggh ini, Pak si Rio... si Rio ...” jawab Fikri dengan ragu-ragu. “Ada apa dengan Rio Fikri?” potongnya. “Si Rio dari tadi tidak memperhatikan saat Bapak menjelaskan tadi,” jawab Fikri. (3) “Apa benar Rio kamu tidak memperhatikan saat Bapak menejelaskan di papan tulis tadi?” Tanya Pak Widi kepada Rio. “I... iya Pak,” jawab Rio dengan terbata-bata.
(4) Tanpa pikir panjang Pak Widi segera bergegas menuju tempat duduk mereka bedua. “Coba keluarkan ponselmu, tegur Pak Widi kepada Rio dengan nada tinggi. (5) “B... baik ini, Pak,” sahut Rio sambil mengeluarkan ponsel dan memberikan kepada Pak Widi. “Pasti ponsel ini yang membuat kamu tidak memperhatikan Bapak tadi, benar bukan?” tanya Pak Widi. “Iya Pak,” jawabnya dengan lesu dan menahan malu.
(6) “Mulai hari ini Bapak akan memegang sementara ponsel ini kalau kamu ingin ponsel ini kembali, temui Bapak bersama orang tua kamu besok di ruang guru,” kata Pak Widi. Pak Widi pun langsung melanjutkan pelajaran hingga bel istirahat berbunyi.
Bukti watak toko Pak Widi tegas terdapat pada bagian ...
A. (2)
B. (3)
C. (4)
D. (6)
3. Bacalah kutipan cerpen berikut!
(1) Sekembalinya ayahku dari undangan guru mengajiku, aku dibawa pulang. (2) Di rumah lima jari mendarat di pipiku. (3) Ayahku berteriak, kobaran api membakar langit kepalanya, “Masih mau mencuri lagi?”
(4) “Tidak!” Jawabku penuh ketakutan. Air mataku pun berguguran.
(5) “Kalau ternyata mencuri lagi. bagaimana?”
(6) Aku diam. Aku menyerahkan jawabannya kepada ayah.
Bukti watak tokoh ayah kasar pada cuplikan cerpen tersebut adalah ditandai dengan nomor ...
A. (1)
B. (2)
C. (4)
D. (5)
Lihat selengkapnya: Latihan Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMP/MTs