Proses Morfologis dan Mofofonemik yang Wajib Kita Ketahui

Revisi : https://tinyurl.com/_2024

Proses morfologis adalah penggabungan morfem satu dengan morfem lain untuk mendapatkan bentukan baru yang lebih kompleks.

Proses pengubahan itu bermakna: a) ada bentuk dasar yang diubah, b) ada cara Isistem tertentu untuk mengubah, dan c) ada bentuk baru hasil pengubahan. Proses morfologis dalam suatu bahasa pada dasarnya terdiri atas : afiksasi, reduplikasi, dan komponisasi. 


1. Afikisasi (affixation) 

Proses penambahan afiks (imbuhan). Penambahan di awal disebut prefiksasi (contoh: belajar, pengurus, dlbeli), ditengah disebut infiksasi (contoh; gemetar, te/unjuk, semugih 'berlagak kaya'), dan di akhir dinamakan sufiksasi (contoh: tulisan, wartawan). Penambahan di awal dan akhir secara bersamaan disebut konfiksasi (contoh: melakukan, kelurahan). 

2. Reduplikasi (reduplication) 

Proses pengulangan bentuk. Reduplikasi banyak dijumpai pada bahasa-bahasa di Asia Tenggara. Khusus dalam bahasa Jawa reduplikasi memiliki sejumlah pola. Sebagai berikut: 

a) dwilingga (pengulangan morfem asal), contoh: mlaku-mlaku 
b) dwilingga salin swara (pengulangan morfem asal dengan perubahan fonem), contoh: bola-bali, wira-wiri ekesana-ke mari'. 
c) dwipurwa (pengulangan pada silabe pertama), contoh: lelaki, le/embut. 
d) dwiwasana (pengulangan pada bagian akhir), contoh: cengenges 
e) trilingga (pengulangan morfem asal dua kali), contoh: dag-dig-dug 

3. Komponisasi, kompositum 

Proses pembentukan morfem asal + morfem asal (bisa dengan imbuhan atau tidak). Proses itu menghasilkan jenis kata baru dan bermakna baru, yaitu kata majemuk (compound word/composite word). Contoh: mata hari, rumah sakit, semar mendem (aJ) 'nama makanan'. Salah satu ciri khas kata majemuk adalah tidak dapat disisipi oleh satuan lain di tengahnya. Misalnya: mata dan hari - bukan kata majemuk semar sing mendem - bukan kata majemuk.

Proses Morfofonemik

Morfofonemik berasal dari dua satuan bentukan, yaitu morfem dan fonem. Proses ini membahas perubahan fonem akibat proses morfologis yang terjadi dalam suatu konstruksi tertentu. Poedjosoedarmo (1978:186) mengatakan proses morfofonemik ada lima kategori, yaitu: muncul, hilang, luluh, berubah, dan geser. Beberapa yang penting diuraikan berikut ini.

1. asimilasi (assimilation)

proses penyesuaian bunyi, fonem mengalami peluluhan, baik regresif maupun progresif, sebagian I keseluruhan. Biasanya terjadi pada bunyi-bunyi yang homorgan (sejenis). Contoh:

a) sat+jana (sanskerta) sajjana 'orang duduk' (sarjana)
b) min+walad (arab) miwwalad 'dari anak'
c) me+pukul memukul

2. disimilasi (dissimilation)

proses hilangnya salah satu fonem. Contoh:

a) ber+kerja bekerja

3. adisi (addition)

proses penambahan fonem baru, misalnya nasalisasi. Penambahan ini bertujuan antara lain untuk memudahkan pengucapan. Contoh:

a) pe+jual penjual
b) pe+balap pembalap
c) nuku+ake nukokake

Sumber http://www.guruberbahasa.com/