Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif dan Jenisnya

Revisi : https://tinyurl.com/_2024

Model pembelajaran kooperatif diciptakan untuk menyesuaikan perkembangan sistem pembelajaran yang ada di Indonesia sehingga dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif diciptakan untuk menggantikan sistem pembelajaran yang sifatnya pastif, dimana para peserta didik hanya menerima apa yang guru sampaikan.


Nah jika ingin memahami lebih dalam terkait pengertian dari model pembelajaran kooperatif beserta jenis atau macam metode pembelajaran kooperatif, berikut adalah penjelasannya.


Sebelumnya, yuk cari tahu bagaimana: contoh surat lamaran kerja


 diciptakan untuk menyesuaikan perkembangan sistem pembelajaran yang ada di Indonesia sehi Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif dan Jenisnya


Pengertian model Pembelajaran Kooperatif


Artikel sebelumnya, baca disini yuk: contoh surat izin tidak masuk sekolah


Pengertian model pembelajaran kooperatif menurut abdurrahman dan bintoro adalah sistem yang di dalamnya terdapat elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Adapun element pembentuk metode pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:


1. Memiliki saling ketergantungan yang bernilai positif

2. Interaksi dilakukan secara langsung atau melalui tatap muka

3. Akuntabilitas individual

4. Melatih keterampilan dalam menjalin komunikasi dan hubungan antar pribadi serta keterampilan sosial.


Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok yang akan mendorong munculnya gagasan yang lebih bermutu, meningkatkan kreativitas dalam berpikir, meningkatkan kemampuan para siswa untuk berinteraksi dengan orang sekitarnya dan mengharga perbedaan yang ada.


Model Pembelajaran Kooperatif


Adapun metode pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam jenis atau tipe. Berikut dibawah ini pemahaman untuk Anda yang ingin mengetahui apa saja yang terdapat di metode pembelajaran kooperatif. Diantaranya sebagai berikut:


1. Model Jigsaw


Metode jigsaw dilakukan dengan cara membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil, setiap kelompoknya terdiri dari 3-5 siswa. Dimana setiap anggota memiliki tugas yang berbeda-beda.


Selanjutnya guru akan meminta kepada masing-masing setiap anggota dari semua kelompok yang memiliki tugas yang sama akan kembali membentuk kelompok untuk mendiskusikan dan mencatat pendapat dari setiap anggotanya.


Setelah diskusi selesai, setiap anggota akan diminta untuk kembali ke kelompoknya masing-masing dan memberikan laporan dari hasil diskusi yang dilakukannya dengan anggota dari kelompok lain yang memiliki tugas yang sama dengannya.


Setiap anggota dalam kelompok harus memahami setiap tugas yang dimiliki oleh anggota lain dalam kelompoknya. Setelah itu, guru akan menunjuk salah satu kelompok secara acak untuk menyampaikan hasil diskusi yang dilakukan.


Kelompok lain yang tidak diminta untuk menjelaskan, diharuskan untuk memberikan pendapat mengenai penjelasan yang disampaikan oleh kelompok tersebut. Guru akan kembali melakukan klarifikasi untuk jawaban atau kesimpulan yang kurang tepat atau sempurna.


2. Model Think Pair and Share


Pada awalnya guru akan menyampaikan inti dari keseluruhan materi yang akan dijadikan sebagai bahan diskusi antar siswa. Setelah materi selesai disampaikan, para siswa diminta untuk berdiskusi dengan cara berpikir kritis dan mengutarakan hasil pemikirannya dengan teman sebelahnya.


Kemudian guru akan membagi para siswa untuk membentuk kelompok kecil yang berfungsi agar para siswa secara bergantian akan mengutarakan hasil diskusinya dalam kelompok tersebut.


Dalam model think pair and share gw berperan untuk mengalahkan setiap kelompok untuk langsung membahas pada pokok permasalahan sehingga secara tidak langsung akan menambah materi yang belum disampaikan oleh guru. Diakhir pembelajaran, guru akan menarik kesimpulan dari hasil diskusi yang dilakukan oleh para siswa.


3. Model Decision Making


Model decision making diawali dengan guru yang akan menyampaikan tujuan dan rumusan masalah dari materi yang akan dijadikan sebagai bahan diskusi oleh siswa. Penyampaian materi dilakukan melalui media seperti gambar atau contoh kasus yang sesuai dengan diskusikan.


Setelah selesai menyampaikan materi, guru akan meminta para siswa untuk bergabung dalam kelompok kecil. Dalam kelompok tersebut para siswa akan diminta untuk mengindentifikasikan penyebab permasalahan, mencari alternatif jalan keluar dan mencari jalan keluar agar masalah tersebut tidak kembali terjadi.


4. Model Group Investigation


Siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Ketua kelompok akan dipanggil untuk mengambil satu materi yang akan dibahas dalam kelompoknya. Setiap kelompok akan membahas materi yang berbeda.


Setelah itu ketua kelompok akan kembali ke dalam kelompoknya dan memulai melakukan diskusi berdasarkan materi yang ditentukan. Setelah diskusi selesai, ketua kelompok sebagai juru bicara akan menyampaikan hasil diskusinya dihadapan kelompok lain. Penjelasan akan ditutup dengan tanggapan yang diberikan oleh guru sekaligus guru akan memberikan penjelasan singkat beserta kesimpulan dari apa yang disampaikan oleh kelompok tersebut.


5. Model Dabate


Guru akan membagi para murid menjadi dua kelompok yang terdiri dari satu kelompok pro satu kelompok kontra terhadap materi atau kasus yang akan diangkat. Kelompok pro akan menanggapi pendapatat dari kelompok kontra berikut pula selanjuntya sampai setiap murid penyampaikan pendapatnya.


Ketika setiap kelompok mengemukakan atau menyampaikan gagasannya, guru akan menuliskan hal-penting yang berasal dari pembicaraan dari kedua kelompok tersebut. Diakhir diskusi guru akan meminta para siswa untuk membuat rangkuman atau kesimpulan yang berisi tujuan yang ingin dicapai dari kasus tersebut.


6. Model Mind Mapping


Siswa akan dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan anggota 2-3 orang di dalamnya. Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi dan mencari jalan keluar untuk sebuah kasus yang diberikan oleh guru.


Setelah diskusi selesai, secara acak guru akan meminta setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya secara bergantian. Dimana hal-hal yang dinilai penting akan dicatatat oleh guru di papan tulis dan diakhir pelajaran para siswa diminta untuk merangkum atau membuat kesimpulan berdasarkan data yang ada di papan tulis.


Sampai dengan saat ini model pembelajaran kooperatif dinilai paling efektif karena selain mempelajari ilmu pengetahuan, siswa secara tidak langsung belajar bagaimana berinteraksi dalam sebuah kelompok dan cara menghargai perbedaan pendapat atau cara pandang antar anggotanya.


Ok baik, sampai disini dulu yah artikel pendidikan kami bagikan kali ini. Semoga bermanfaat.


Sumber: caturyogam.info/2015/08/macam-macam-model-pembelajaran.html