Triangulasi dan Validitas Penelitian Kualitatif

Revisi : https://tinyurl.com/_2024

Triangulasi adalah metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk memeriksa dan menetapkan validitas dengan menganalisa dari berbagai perspektif.

Validitas dalam penelitian kuantitatif dilihat berdasarkan akurasi sebuah alat ukur yaitu instrumen. Validitas dalam penelitian kualitatif mengacu pada apakah temuan penelitian secara akurat mencerminkan situasi dan didukung oleh bukti.

Triangulasi merujuk pada konsistensi suatu penelitian. Tapi Patton (2001) memperingatkan bahwa inkonsistensi sebuah analisis tidak boleh dilihat sebagai kelemahan bukti, tetapi kesempatan untuk mengungkap makna lebih dalam data.

Miles dan Huberman (1984) memiliki cara yang baik untuk menjelaskan bagaimana triangulasi bekerja secara kongkrit dalam sebuah penyelidikan terhadap sebuah teka-teki:
"Detektif melibatkan instrumentasi rumit. Ketika detektif amasses sidik jari, sampel rambut, alibi, saksi mata dan sejenisnya, kasus yang dibangun mungkin cocok pada satu dugaan atau lebih. Berbagai jenis pengukuran yang menyediakan verifikasi berulang."

Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut:

1. Triangulasi Data (Data Triangulation)

Peneliti menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari situasi yang berbeda. Ada 3 sub jenis yaitu orang, waktu dan ruang.
  • Orang, data-data dikumpulkan dari orang-orang berbeda yang melakukan aktivitas sama.
  • Waktu, data-data dikumpulkan pada waktu yang berbeda.
  • Ruang, data-data dikumpulkan di tempat yang berbeda.

Bentuk paling kompleks triangulasi data yaitu menggabungkan beberapa sub-tipe atau semua level analisis. Jika data-data konsisten, maka validitas ditegakkan.

2. Triangulasi Antar-Peneliti (Multiple Researchers)

Melibatan beberapa peneliti berbeda dalam proses analisis. Bentuk kongkrit biasanya sebuah tim evaluasi yang terdiri dari rekan-rekan yang menguasai metode spesifik ke dalam Focus Group Discussion (FGD).

Triangulasi ini biasanya menggunakan profesional yang menguasai teknik spesifik dengan keyakinan bahwa ahli dari teknik berbeda membawa perspektif berbeda. Jika setiap evaluator menafsirkan sama, maka validitas ditegakkan.

3. Triangulasi Teori (Theory Triangulation)

Penggunaan berbagai perspektif untuk menafsirkan sebuah set data. Penggunaan beragam teori dapat membantu memberikan pemahaman yang lebih baik saat memahami data. Jika beragam teori menghasilkan kesimpulan analisis sama, maka validitas ditegakkan.

4. Triangulasi Metodologi (Methodological Triangulation)

Pemeriksaan konsistensi temuan yang dihasilkan oleh metode pengumpulan data yang berbeda seperti penggabungan metode kualitatif dengan data kuantitatif atau melengkapi data wawancara dengan data observasi.

Hasil survei, wawancara dan observasi, dapat dibandingkan untuk melihat apakah hasil temuan sama. Jika kesimpulan dari masing-masing metode sama, maka validitas ditegakkan.

Manfaat triangulasi adalah meningkatkan kepercayaan penelitian, menciptakan cara-cara inovatif memahami fenomena, mengungkap temuan unik, menantang atau mengintegrasikan teori dan memberi pemahaman yang lebih jelas tentang masalah.

Kelemahan utama triangulasi yaitu memakan waktu. Mengumpulkan data beragam membutuhkan perencanaan lebih besar dan organisasi sumber yang tidak selalu tersedia. Kelemahan lainnya bias dan konflik kerangka teoritis.

  • Creswell, JW. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design Choosing Among Five Traditions. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
  • Denzin, NK. (1978). Sociological Methods. New York: McGraw-Hill.
  • Milles, M.B. and Huberman, M.A. (1984). Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication
  • Patton, M.Q. (2001). Qualitative Research and Evaluation Methods. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.



Sumber https://www.gurumapel.com/